Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui
analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan
obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji. Pemakaian penginderaan jauh antara
lain untuk memperoleh informasi, seperti mendeteksi sumber daya alam, daerah
banjir, kebakaran hutan, dan sebaran ikan di laut. Dalam penginderaan jauh,
data atau hasil observasi yang didapat disebut citra. Citra dapat diartikan
sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang diamati, sebagai
hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Berdasarkan
resolusi yang digunakan, citra hasil penginderaan jarak jauh bisa dibedakan
atas :
ü Resolusi
spasial
Merupakan ukuran terkecil dari suatu bentuk (feature)
permukaan bumi yang bisa dideteksi oleh citra satelit.
Kemampuan ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi (recognize) dan
menganalisis suatu objek di bumi selain mendeteksi (detectable)
keberadaannya.
ü Resolusi
Temporal
Merupakan
frekuensi suatu sistem sensor merekam suatu areal yang sama (revisit) dalam suatu waktu.
Seperti Landsat TM yang mempunyai ulangan setiap 16 hari, SPOT 26 hari dan lain
sebagainya.
ü Resolusi
spektral
Merupakan
dimensi dan jumlah daerah panjang gelombang yang sensitive terhadap sensor.
ü Resolusi
radiometrik
Merupakan
ukuran sensitifitas sensor untuk membedakan aliran radiasi (radiation flux)
yang dipantulkan atau diemisikan suatu objek oleh permukaan bumi.
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto
udara atau citra inderaja dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan
menilai arti pentingnya obyek tersebut. Di dalam intepretasi citra, penafsiran
citra mengkaji citra dan berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi,
mengidentifikasi dan analisis atau menilai arti petingnya obyek yang tegambar
pada citra. Dengan kata lain maka penafsiran citra berupaya untuk mengenali
obyek yang tergambar pada citra. Dan menerjemahkannya kedalam disiplin ilmu
tertentu seperti ilmu perencanaan, geologi, geografi, ekologi dan disiplin ilmu
lainnya.
Untuk mempermudah menafsir objek yang tergambar pada
citra foto, dapat digunakan unsur-unsur yang tercermin pada objek yaitu :
1. Rona dan warna
Rona dan warna disebut unsur dasar. Tiap obyek tampak
pertama pada citra berdasarkan rona atau warnanya. Setelah warna atau rona yang
sama dikelompokkan dan diberi garis batas untuk memisahkannya dari rona atau
warna yang berlainan, barulah tampak bentuk, tekstur, pola, ukuran dan
bayangannya. Itulah sebabnya rona dan warna disebut unsur dasar.
a. Rona
Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan
objek pada citra, dengan demikian rona merupakan tingkat dari hitam keputih
atau sebaliknya. Rona pada foto pankromatik merupakan atribut bagi objek yang
berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut sinar putih,
yaitu spektrum dengan panjang gelombang (0.4-0.7). Di dalam penginderaan jauh
spektrum demikian disebut spektrum lebar.
a. Cara pengukuran rona
Rona dapat diukur dengan dua cara yaitu dengan cara
relatif dengan menggunakan mata biasa dan dengan cara kuantitatif dengan
menggunakan alat. Dengan menggunakan mata biasa, pada umumnya rona dibedakan
menjadi lima tingkat yaitu putih, kelabu-putih, kelabu, kelabu-hitam dan hitam.
Dengan menggunakan alat maka rona dapat dibedakan dengan lebih pasti dan dengan
tingkat pembedaan yang lebih banyak.
b.
Faktor yang mempengaruhi rona :
1. Karakteristik objek
2. Bahan yang digunakan
3. Pemrososan emulasi
4. Cuaca
5. Letak objek
b. Warna
Warna adalah wujud yang tampak pada mata dengan
menunjukan spektrum sempit. Lebih sempit dari spektrum tampak dan tingkat
kegelapan yang beragam warna biru, hijau, kuning, merah, jingga dan lainnya.
Sebagai contoh, obyek tampak biru, hijau, atau merah bila ia hanya memantulkan
spektrum dengan panjang gelombang (0.4-0.5), (0.5-0.6) atau (0.6-0.7),
sebaliknya bila obyek menyerap sinar biru maka ia akan memantulkan warna hijau
dan warna merah. Sebagai akibatnya maka obyek akan tampak dengan warna kuning.
Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan didalam ujud hitam
putih, warna menunjukan tingkat kegelapan yang lebih beraneka. Ada tingkat
kegelapan didalam warna biru, hijau, merah, kuning, jingga dan warna lainnya
a. Cara pengukuran warna
ü cara integral adalah
pengukuran warna gabungan yang dibuahkan oleh lapisan-lapisan zat warna, tanpa
memisahkan satu persatu.
ü cara pengukuran analitik
adalah pengukuran densiti pada tiap panjang gelombang bagi tiap lapis zat
warna.
b. Faktor yang mempengaruhi
warna
ü Panjang gelombang sinar
yang membentuk warna itu. Panjang gelombang (0,4-0,5) membentuk warna biru
sedang warna gelombang (0,5-0,7) membentuk warna kuning.
ü Panjang gelombang yang
dominan atau panjang gelombang rata-rata yang membentuk warna disebut “hue”.
Dengan kata lain hue merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi warna.
ü Kejenuhan (soturation)
ü Intensitas kejenuhan
mencirikan julat (range) panjang gelombang yang membentuk warna. Intensitas
ditentukan oleh jumlah total sinar yang dipantulkan, terlepas dari panjang
gelombangnya.
2. Bentuk
Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memerikan
kerangka suatu obyek. Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek
yang banyak dikenali berdasarkan bentuknya saja. Dalam konteks ini bentuk dapat
berupa bentuk yang tampak dari luar (umum), maupun menyangkut susunan atau
struktur yang lebih rinci. Contoh : Sekolah perkantoran biasanya berbentuk
huruf I, L atau U dan pohon kelapa berbentuk bintang sedang pinus berbentuk
kerucut.
3. Ukuran
Ukuran merupakan atribut obyek yang berupa jarak,
luas, tinggi, lereng dan volume. Karena ukuran objek pada citra merupakan
fungsi skala, maka didalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra
harus selalu diingat skalanya. sebagai contoh : ukuran suatu rumah dibedakan
apakah rumah hunian, kantor, atau pabrik. Rumah hunian biasanya ukuranya
relatif lebih kecil dibandingkan dengan perkantoran atau pabrik.
4. Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona pada citra atau
pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara
individual. Biasanya dinyatakan dalam ujud kasar, halus atau bercak-bercak.
Contoh pengenalan obyek berdasarkan tekstur:
ü Hutan bertekstuk kasar,
belukar bertekstur sedang, semak bertekstur halus.
ü Tanaman padi bertekstur halus,tanaman
tebu bertekstur sedang,dan tanaman pekarangan bertekstur kasar.
ü Permukiman air yang tenang
bertekstur halus.
5. Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang
menandai bagi banyak obyek buatan manusia dan beberapa obyek alamiah yang
membentuk susunan keruangan.contoh perumahan real estate dikenali dengan pola
yang teratur sedangkan perkampungan menyebar tidak teratur; perkebunan polanya
teratur dan dapat dibedakan dengan vegetasi lainnya.
6. Bayangan
Bayangan bersifat
menyembunyikan detail atau obyek yang berada didaerah gelap. Bayangan
juga dapat berfungsi sebagai kunci pengenalan yang penting dari beberapa objek
yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas. Obyek atau gejala yang
terletak di daerah bayangan umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang tampak
samar-samar. Namun demikian merupakan faktor penting untuk mengamati
obyek-obyek yang tersembunyi, contoh :
ü Cerobong asap pabrik,
menara, bak air yang dipasang tinggi akan tampak dari bayangan.
ü Tembok stadion,
gawang sepak bola, dan pagar keliling lapangan tenis pada foto berskala 1
: 5.000 juga lebih tampak dari bayangannya.
ü Lereng yang terjal akan
tampak jelas dari bayangan.
7. Situs
Situs merupakan hasil pengamatan dari hubungan antara
obyek dilingkungan sekitarnya atau letak suatu obyek terhadap obyek lain di
sekitarnya. Contoh : permukiman pada umumnya memanjang di pinggir beting
pantai, tanggul alam atau di sepanjang tepi jalan. Persawahan banyak terdapat
di daerah dataran rendah, dan sebagainya.
8. Asosiasi
Keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang
lain, berdasarkan asosiasi tersebut maka bila telah dikenali satu obyek
tertentu maka dapat dijadikan petunjuk bagi obyek yang lain. Contoh : jalan
kereta api berasosiasi dengan jalan rel kereta api yang berderet; lapangan
sepak bola berasosiasi dengan tiang gawang,
tribun penonton bila itu stadion yang besar.
Unsur interpretasi citra secara individual yang
berdasarkan atas kerumitanya dibedakan atas empat tingkat, yaitu :
ü Unsur interpretasi primer :
rona dan warna.faktor yang mempengaruhi dan cara pengukurannya
ü Unsur interpretasi sekunder
: bentuk, ukuran, dan tekstur.
ü Unsur interpretasi tersier
: pola dan bayangan.
ü Unsur interpretasi yang
kerumitannya lebih tinggi : situs dan asosiasi
Semoga Bermanfaat....
Daftar Pustaka
Gunarto,
Edi. 2007. Interpretasi Citra, dalam
http://inderaja.blogspot.com/2007/11/interpretasi-citra.html, diunduh Minggu, 7
April 2013
IPB.
2010. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, dalam
http://hmit.lk.ipb.ac.id/2010/06/23/penginderaan-jauh-dan-interpretasi-citra,
dinduh, Minggu, 7 April 2013
Kusnadi,
Rahmat. 2012. Interpretasi Citra, dalam
http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/10/interpretasi-citra.html, diunduh,
Minggu, 7 April 2013