Setiap
aktivitas yang dilakukan oleh manusia memerlukan ruang gerak untuk berpindah
baik dekat maupun jauh, sehingga memerlukan bantuan khusus berupa kendaraan agar
lebih efisien. Kendaraan memerlukan ruang berupa jalan, yang merupakan salah satu fasilitas terpenting untuk menunjang
kemajuan perekonomian di Indonesia. Jalan merupakan prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk banguan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau
air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan
jalan kabel.
Sebagai
penunjang utama dalam kemajuan perekonomian di Indonesia, sudah selayaknya
jalan dibangun dengan rencana yang matang dan struktur yang baik dari segi
kelembagaannya maupun keuangannya agar tercipta masa depan yang lebih baik.
Akan tetapi, pada kenyataannya jalan di Indonesia masih sangat jauh dari yang
diharapkan, oleh karena itu wajar apabila perekonomiannya kembang kepis atau
tidak stabil. Prasarana jalan masih terabaiakan, pengguna jalan pada akhirnya
menjadi korban. Respon yang lambat dari pemerintah dalam mengatasi persoalan
prasarana jalan mengakibatkan banyak jalan berlobang dan bergelombang dijumpai
diseluruh pelosok negeri terlebih di derah pinggiran dan terpencil. Hal ini
sangat jauh berbeda dengan prasarana jalan yang ada di Jepang, yang sangat
tersturktur dan terintegrasi dengan baik sehingga perekonomianan terus
meningkat dan menjadi negara maju.
Struktur
kelembagaan yang mumpuni serta sumber keuanganan yang memadai berdampak positif
terhadap perkembangan prasarana jalan di Jepang. Prasarana jalan di Jepang
menggunakan teknologi yang maju dan rencana yang matang sehingga tercipta suatu
mahakarya yang mempunyai fungsi maksimal dalam rangka penunjang perekonomian.
Padatnya area terbangun di Jepang membawa implikasi banyak dibangunnya jalan
layang yang memiliki struktur jalan yang sangat teratur terhubung dengan
pusat-pusat aktivitas sehingga menciptakan efisiensi tinggi. Disamping itu
jalur pedestrian pun terfasilitasi dengan baik sehingga pejalan kaki sangat
nyaman dalam melangkah, hal ini berbeda dengan jalur pedestrian Indonesia yang
telah tergusur oleh menjamurnya pedagang kaki lima yang berusaha mencari
keuntungan semaunya, sehingga sangat sulit untuk melangkahkan kaki dan
kendaraan pun menjadi pilihan akhirnya.
Respon
cepat tanggap pemerintah Jepang terhadap prasarana jalan terwujud dengan tidak
dijumpainya jalan yang berlobang maupun bergelombang. Jalan yang mengalami
kerusakan dengan segera diperbaiki oleh pemerintah Jepang seperti kerusakan
parah akibat gempa yang terjadi di Jalan Raya Kanto di Naka yang selesai diperbaiki
dalam jangka waktu 6 hari setelah kejadian.
Sudah
seharusnya pemerintah Indonesia berkaca pada Jepang dalam hal prasarana jalan
apabila menginginkan masa depan yang lebih baik. Kelembagaan harus disusun,
diorganisir dan dibangun dengan SDM yang bermutu sedangkan sumber dana harus
teralokasikan dengan baik. Dan semua itu merupakan harapan unuk menciptakan
negera Indonesia lebih maju dan bersinar di mata internasional.
Jalan raya di
Jepang yang hancur karena gempa (kiri) dan setelah diperbaiki selama 6 hari
(kanan).
Gambar : Jalan
raya Kanto di Naka, Jepang
yang hancur karena gempa (kiri) dan setelah diperbaiki selama 6
hari (kanan).
Gambar : Hebatnya Jalan Raya di Jepang (Hakozaki Junction di Tokyo)
No comments:
Post a Comment