Sumber
data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada. Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui
kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti
dengan nara sumber. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi
perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan
pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
1.
Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya
melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan
instrumen pengumpul data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list,
kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan
lainnya.
a.
Wawancara
Wawancara merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab
langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap narasumber atau sumber
data. Wawancara
terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1. Wawancara
terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang
ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara
sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera
photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2. Wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik,
dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.
b.
Kuesioner/Angket
Kuesioner yaitu teknik
pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Prinsip
Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
· Isi
dan tujuan pertanyaan, jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus
ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
· Bahasa
yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden.
· Tipe
dan bentuk pertanyaan terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang
diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya
diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
c. Observasi
Yaitu teknik
pengumpulan data dengan cara terjun langsung pada bagian kegiatan yang dihadapi
melalui pengamatan dan pencatatan sehingga diperoleh data. Ada dua macam
obeservasi yaitu:
· Participant
Observation
Dalam
observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru
dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa,
kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
· Non
participant Observation
Berlawanan
dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang
penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang
diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti
yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang
dianggap perlu sebagai data penelitian. Kelemahan dari metode ini adalah
peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak
sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam
peristiwa. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar
cek list, buku catatan, kamera photo, dll.
2. Skala
Pengukuran Data
a. Skala
Nominal
Merupakan skala
pengukuran yang menyatakan kategori atau penamaan, kelompok atau klasifikasi
dari konstruk yang diukur dalam bentuk variabel. Dibuat tanpa dasar penyusunan
dengan urutan yang bermakna. Tidak merupakan tingkat dalam kategori. Tidak
dapat dilakukan operasi perkalian/pembagian. Skala nominal bersifat saling
meniadakan (mutually exclusive): Contoh responden hanya memiliki kategori pria
saja atau wanita saja. Skala nominal bersifat collectively exhaustive yaitu
tidak ada kategori yang lain kecuali dinyatakan dalam skala nominal. Contoh
variabel yang memiliki mutually exclisive dan colectively exhaustive adalah
status perkawinan dan agama yang dianut responden.
Contoh Skala Nominal :
1
|
Jenis
Kelamin
|
|
Pria
|
|
Wanita
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Status
Perkawinan
|
|
Menikah
|
|
Tidak
Menikah
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Agama
|
|
Islam
|
|
Katolik
|
|
|
|
Kristen
|
|
Budha
|
|
|
|
Hindu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Departemen
|
|
Pemasaran
|
|
Produksi
|
|
|
|
Akuntansi
|
|
|
b.
Skala Ordinal
Merupakan skala yang
selain mengandung unsur kategori/penamaan juga menunjukkan peringkat/urutan
(order=urut). Dapat disusun dari urutan yang bermakna. Mengidentifikasi
variabel yang dimaksud. Tingkatan dapat disusun dari yang tinggi ke terendah
atau sbaliknya.
Contoh :
Tingkat kepuasan masyarakat kepada
pemerintah : 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, 2=tidak puas dan 1=sangat
tidak puas
c.
Skala Interval
Merupakan skala yang
menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur. Skala ini
menggunakan konsep jarak yang sama (equality interval) karena skala ini tidak menggunakan
angka nol sebagai titik awal perhitungan. Angka tidak memiliki nilai 0 yang
sesungguhnya. Contoh : suhu dalam skala, sudut,dll.
1.
Pekerjaan yang saya lakukan mendorong saya untuk kreatif
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
2.
Pekerjaan saya merupakan pekerjaan yang membosankan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
3.
Secara keseluruhan saya merasa puas dengan pekerjaan saya
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Contoh Skala Interval
1 = Sangat Tidak setuju
2.=
Tidak setuju
3
= Netral
4
= Setuju
5
= Sangat setuju
d.
Skala Rasio
Skala yang menunjukan
kategori, peringkat, jarak dan perbandingan construct yang diukur. Skala rasio
menggunakan nilai absolut. Memiliki nilai 0 yang sesungguhnya. Contoh Skala
Rasio :
Berapa total penjualan bersih
bapak/ibu dalam setahun?
…Antara Rp 500 juta s/d 1 Milyar
…Lebih dari Rp 1 Milyar s/d 100 milyar
…Lebih dari Rp 100 milyar s/d Rp 500
milyar.
…Lebih dari Rp 500 Milyar
Contoh lain: berat badan, jumlah
pendapatan.
3. Desain
Pengukuran
1. Skala Likert
Skala
Likert’s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
tentang fenomena sosial.
Contoh:
Pelayanan rumah sakit ini sudah sesuai
dengan apa yang saudara harapkan.
a. Sangat setuju skor 5
b. Setuju skor 4
c. Tidak ada pendapat skor 3
d. Tidak setuju skor 2
e. Sangat tidak setuju skor 1
2.
Skala
Guttman
Skala
Guttman akan memberikan respon yang tegas, yang terdiri dari dua
alternatif.
Misalnya
:
Ya Tidak
Baik
Buruk
Pernah Belum
Pernah
Punya
Tidak Punya
2.
Skala
Semantic Deferensial
Skala
ini digunakan untuk mengukur sikap tidak
dalam bentuk pilihan ganda atau checklist, tetapi tersusun dari sebuah
garis kontinuem dimana nilai yang sangat negatif terletak disebelah kiri
sedangkan nilai yang sangat positif terletak disebelah kanan.
Contoh:
Bagimana
tanggapan saudara terhadap pelayanan dirumah sakit ini ?
Sangat buruk Sangat baik
4.
Skala Rating
Dalam skala rating data yang diperoleh
adalah data kuantitatif kemudian peneliti
baru mentranformasikan data kuantitatif tersebut menjadi data kualitatif.
Contoh:
Kenyaman ruang loby Bank CBA:
5 4 3 2 1
Kebersihan ruang parkir Bank CBA:
5 4 3 2 1
Semoga Bermanfaat....
Sumber
No comments:
Post a Comment